Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Ibu Singkat 4 Bait


Di dunia ini, ada sosok yang patut kita cintai dan hormati melebihi siapa pun, yaitu Ibu. Ia bagaikan malaikat tanpa sayap,  sumber kekuatan,  dan pelita dalam kegelapan hidup kita.  Mari kita balas kebaikan hatinya dengan selalu  mendengarkan nasihatnya,  membantunya dalam pekerjaan rumah,  dan  menunjukkan rasa sayang kita melalui pelukan hangat dan kata-kata manis.

Ungkapkan rasa sayang  dan  penghargaan kita  pada Ibu  melalui untaian kata yang indah.  Berikut  adalah kumpulan puisi singkat 4 bait  yang didedikasikan untuk Ibu,  disadur dari buku-buku puisi yang telah penulis dibaca.  Semoga puisi-puisi ini  dapat  menyentuh hati  dan  menginspirasi kita semua.


Rindu Ibu

Mentari tenggelam, langit jingga merekah, 

Bayangmu hadir, di antara senyap yang tertinggal.

Rindu ini menyapa, dalam hening yang menyesakkan,

Ingin kuraih tanganmu, Ibu, dalam dekapan.


Wangimu tercium samar, di sela hembusan angin malam,

Seperti bisikan lembut, menenangkan hati yang resah.

Kasih sayangmu abadi, tak lekang oleh waktu,

Terukir indah di relung jiwa, takkan pernah beku.


Doamu mengiringi langkahku, di setiap perjalanan,

Menjadi tameng, dari segala rintangan.

Meski kini kau jauh, di keabadian yang tenang,

Cintamu tetap hidup, dalam setiap denyut nadiku yang berdetak.


Ibu, dalam mimpi ku bertemu,

Senyummu merekah, menyapa kalbu.

Hangat pelukanmu, kurindukan selalu,

Semoga di surga, kau bahagia selalu.


Nyanyian Jiwa untuk Bunda

Fajar menyingsing, embun menetes di pucuk dedaunan,

Seperti air matamu, Bunda, yang jatuh di pipi keriputmu.

Kasihmu bagai samudra raya, tak bertepi, tak berujung,

Menyelamatkan jiwaku yang rapuh, dari karamnya keputusasaan.


Engkaulah mentariku, Bunda, yang menghangatkan dunia,

Sinarmu menembus relung hati, mengusir kegelapan.

Dalam pelukmu, aku menemukan surga dunia,

Tempat berlindung dari badai kehidupan yang menerjang.


Setiap hembusan napasmu, adalah doa untukku,

Mengalir dalam darahku, menjadi kekuatan tak terhingga.

Engkaulah ratu di singgasanaku, Bunda,

Mahkota kasih sayangmu, bertahta di hatiku selamanya.


Oh, Bunda, izinkan aku mendekapmu erat,

Mencium tanganmu yang lembut, penuh keriangan.

Dalam bait-bait puisi ini, kutuliskan rasa cintaku,

Semoga abadi, seperti kasihmu yang tak pernah pudar.


Simfoni Kasih Ibu

Di taman hatiku, bermekaran bunga-bunga cinta,

Dirawat dengan lembut oleh tangan kasih Ibu tercinta.

Engkaulah embun pagi yang menyegarkan jiwa,

Menghilangkan dahaga, di tengah gersangnya dunia.


Laksana bidadari bersayap cahaya,

Kau hadir dalam hidupku, membawa keajaiban tak terkira.

Senyummu, mentari yang menyinari hari-hariku,

Suaramu, melodi indah yang menenangkan kalbu.


Dalam dekapan hangatmu, aku merasa aman dan tenteram,

Seakan dunia berhenti berputar, melupakan segala kelam.

Kasihmu, lautan tak bertepi yang selalu mendekap,

Menuntunku mengarungi samudra kehidupan yang terjal dan licin.


Oh, Ibu, engkaulah puisi terindah dalam hidupku,

Bait-bait kasih sayangmu, terukir abadi di jiwaku.

Kan ku jaga selalu, hingga akhir hayatku,

Sebagai bukti baktiku padamu, sang dewi hatiku.


Mutiara Hati Ibu

Bak mutiara berkilau di dasar samudra,

Kasih Ibu terpancar, suci dan abadi selamanya.

Engkaulah pelita di kegelapan malam,

Menuntun langkahku, menjauhkan dari segala malapetaka.


Dalam untaian doa yang tak pernah putus,

Kau panjatkan harapan, untuk kebahagiaanku selalu.

Tanganmu lembut mengusap air mata,

Menghapus duka, lara, nestapa.


Oh, Ibu, engkaulah permata hati,

Tak ternilai harganya, melebihi intan permata duniawi.

Kan ku jaga selalu kilaumu,

Dalam relung jiwa, hingga akhir waktu.


Bunga Rampai Cinta Ibu

Di taman hati Ibu, tumbuh bunga-bunga cinta,

Mekar indah, menebarkan aroma kasih sayang semata.

Engkaulah sang mentari, yang menghangatkan jiwa,

Cahayamu menerangi, setiap langkah dan cita-cita.


Dalam belaian lembutmu, aku temukan kedamaian,

Seakan dunia tersenyum, melupakan segala kesedihan.

Suaramu bagai alunan merdu, meninabobokan jiwa,

Menghapus segala gundah, gelisah, dan kecewa.


Oh, Ibu, engkaulah bunga rampai cintaku,

Harum mewangi, sepanjang masa dalam hidupku.

Kan ku siram selalu, dengan bakti dan ketulusan,

Agar tetap mekar, abadi di taman hatiku.


Air Mata Permata Ibu

Air mata Ibu, bagai permata yang jatuh dari langit,

Berkilauan indah, namun menyimpan sejuta cerita terpendam.

Setiap tetesnya adalah doa, harapan, dan cinta,

Yang tercurah untukku, anakmu yang tercinta.


Di balik senyummu yang tegar, tersimpan ketabahan hati,

Menghadapi badai kehidupan, demi kebahagiaanku sejati.

Engkaulah pahlawan sejati, yang tak kenal lelah berjuang,

Memberikan yang terbaik, tanpa mengharap balasan.


Oh, Ibu, air matamu adalah bukti cinta yang suci,

Kan ku jaga selalu, agar tak lagi menetes karena sedih.

Kupersembahkan untukmu,  kebahagiaan dan senyuman,

Sebagai tanda baktiku, sepanjang masa kehidupan.


Pelangi Kasih Ibu

Setelah hujan badai menerpa, muncul pelangi indah,

Seperti kasih Ibu, yang selalu hadir setelah duka.

Warna-warninya menghiasi hari, memberikan semangat baru,

Menuntunku melangkah, meraih cita-cita dan impianku.


Engkaulah pelangi dalam hidupku, Ibu,

Yang selalu hadir, memberikan warna dan cahaya.

Dalam dekapanmu, aku temukan kehangatan,

Yang menenangkan jiwa, di saat hati dilanda kegelapan.


Oh, Ibu, terima kasih atas cintamu yang tak terhingga,

Kan ku ukir selalu, dalam bait-bait puisi dan doa.

Semoga pelangi kasihmu, tetap bersinar terang,

Menyinari langkahku, menuju masa depan yang gemilang.

Posting Komentar untuk "Puisi Ibu Singkat 4 Bait"